Bulog Gandeng Perguruan Tinggi Integrasi Bisnis Hulu-Hilir Melalui Program Magang Kampus Merdeka
Perum Bulog yang merupakan salah satu BUMN sektor pangan dan logistik turut mengambil peran dalam program Kampus Merdeka. Program yang dicetuskan oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim sejak tahun 2020 ini bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran di perguruan tinggi yang fleksibel sehingga tercipta kultur belajar inovatif, tidak mengekang, serta sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Dalam Kampus Merdeka, Mahasiswa nantinya akan magang di berbagai perusahaan, salah satunya BUMN.
Dalam kegiatan Temu Alumni Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengungkapkan pelaksanaan magang di Bulog disesuaikan dengan bidang ilmu mahasiswa. “Ada progam kampus merdeka yang dapat di implementasikan di Perum Bulog, sesuai dengan disiplin ilmunya”, ungkapnya (13/11/2021).
Terdapat bidang ilmu budidaya mulai dari penangan hama tumbuhan sampai penjagaan kualitas pangan di gudang penyimpanan Bulog. Juga sebelum penyerahan hasil panen, hasil produksi harus diolah terlebih dahulu untuk memastikan kadar air dan kadar hampa sesuai standar.
Magang Kampus Merdeka akan menerjunkan mahasiswa dalam integrasi bisnis hulu-hulir milik Bulog. Sistem ini terintegrasi dari produksi yang melibatkan petani dan Gapoktan, dilanjutkan ke manufacturing dimana beras dan jagung diolah dengan Modern Rice Milling Plant (MRMP), Rice To Rice (RTR), serta Corn Dying Center (CDC).
Berikutnya adalah tahap penyimpanan di warehouse sebagai cadangan pangan yang bisa didistribusikan melalui pasar pemerintah, Horeka, RPK, TPK, iPangan.com, dan iPangangrosir.com pada waktunya. “Dari sisi produksi manufacturinng, warehose, distribusi, market, semuanya bisa dikerja samakan dengan alumni maupun Kampus Merdeka”, imbuhnya seraya menegaskan bahwa lokasi magang Kampus Merdeka bisa disesuaikan dengan lokasi kantor kewenangan Bulog.
Seperti diketahui, Perum Bulog memiliki sumber daya yang tersebar di seluruh Indonesia berupa 1.654 unit gudang dengan kapasitas hingga 4 juta ton, 26 kantor wilayah dan 132 kantor cabang, 59.198 outlet RPK, serta 114 unit pengolahan gabah. Mahasiswa nantinya juga diturunkan pada Program On Farm dimana mereka akan menemani petani mitra dari proses budidaya tanaman hingga pengolahan pasca panen.
Dalam budidaya mahasiswa bisa melakukan monitoring pemanfaatan bantuan juga sarana alat produksi (saprodi) pertanian. “Bantuan-bantuan atau Saprodi dimonitor, menemani proses budidaya, dan ketika panen melakukan (penanganan) pasca panen dan menyerahkannya kepada gudang Perum Bulog”, Jelas Suyamto.
Dalam urusan kemitraan dengan petani yang akan didampingi magang Kampus Merdeka, Bulog memiliki tiga pola kerjasama, yakni on farm kemitraan, on farm sinergi, dan on farm mandiri. Ketiganya memiliki perbedaan dalam peran Bulog pada kerja sama juga fasilitas yang diberikan. Selain turun langsung ke lapang untuk mendampingi petani mitra, kegiatan Kampus Merdeka juga bisa didukung oleh para alumni dalam bentuk transfer materi. Hal ini seperti di jelaskan Suyamto pada akhir pembahasannnnya, “alumni dan dosen bisa menjadi narasumber saat bulog melakukan diklat”, tutur Suyamto.