Peduli Pengelolaan Food Loss and Food Waste Indonesia, Kafaperta Gandeng P3T LPPM Unsoed Gelar Bincang Teknologi
Purwokerto – Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (Kafaperta) Unsoed bekerja sama dengan P3T LPPM Unsoed menggelar bincang teknologi yang bertajuk ‘ Pengelolaan Food Loss & Food Waste (FWT) di Indonesia’ Senin, 13 September 2021. Bincang teknologi ini menghadirkan narasumber Mohamad Farel (President Director BUMR Holding), Anisa Widiyanti Gunawan (Komisaris PT Katulistiawa Dayana Abadi), Philipp Hug (Managing Direktor PT Buhler Indonesia) dan Nurfin Trisno, M. Sc. (Head Marketing PT Buhler Indonesia)
Food lost and food waste (FLW) merupakan isu yang menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Dikarenakan dampak yang timbul dari FLW telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp213-551T per tahun (setara 4-5% PDB Indonesia per tahun). Selain itu FLW juga menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 1.702,9 Megaton CO2-ekuivalen (setara 7,29% rata-rata emisi GRK Indonesia per tahun).
Sekjend Kafaperta Unsoed, Dr. Berlilana, mengatakan Indonesia merupakan negara kedua teburuk dalam pengelolaanFLW setelah Saudi Arabia sehingga perlu adanya upaya pengelolaan FLWyang baik. Perlu diketahui di sektor lingkungan, pada 20 tahun terakhir, timbulan FLW di Indonesia mencapai 23-48 juta ton/tahun.
Menurut Farel FLW kedepannya dapat menyebabkan kelangkaan bahan makanan sehingga perlu dikelola dengan baik. Ir. Hadian Ananta wardhana, CES selaku pejabat Sekretariat Jendral Dewan Ketahanan Nasional menyatakan pembenahan pengelolaan FLW dapat dilakukan mulai dari penanganan sektor on farm, penggunaan teknologi yang canggih, mengurangi kehilangan saat panen dan kehilangan saat pengangkutan, sehingga FLW yang dihasilkan dapat berkurang.
Anisa mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi FLW yaitu dengan cara menggunakan semua jenis kualitas bahan makanan yang layak dikonsumsi untuk memproduksi sebuah makanan, sehingga tidak ada bahan makanan yang terbuang. “Di Indonesia bahan makanankan ada grading A, B dan C, nah sebaiknya semua grading digunakan asalkan bahan makanan itu bisa dikonsumsi” ucapnya (13/9/21).
“Persoalan food waste itu sebenarnya bukan masalah teknologi pengolahannya, persoalannya ada dibudaya kita, misalkan lebih prepare konsumsi sayur segar atau diawetkan, bisa diduga lebih suka konsumsi sayur yang segar” ucap Hardian (13/9/21).
Untuk mengurangi food waste selama proses pengangkutan hasil panen perlu dipikirkan lebih lanjut ,“Untuk proses transportasi buah-buahan dan juga sayur mayur ini, mungkin ada sesuatu yang harus kita pikirkan, bagaiamana caranya membudayakan supaya berfikir untuk mengurangi food waste tersebut” pungkas Hardian.
Acara webinar bincang teknologi yang dipandu Dr. Santi Dwi Astuti, S.TP., M.Si. (Koordinator Pusat Pengembangan dan Penerapan Teknologi LPPM UNSOED) ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai kalangan.